Penambang Emas Belum Sejahtera
PINANG BELAPIS,BE - Kabupaten Lebong yang terkenal dengan emasnya ternyata tidak seluruh masyarakat penambang emas tradisional telah hidup sejahtera. Kegiatan penambangan tradisional tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1942 secara turun-temurun Berbeda dengan penambang emas dengan menggunakan alat canggih seperti perusahaan. Para penambang tradisional yang ada Lebong mencari emas dengan alat seadanya. Hal tersebut dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hingga nasib mereka berbanding terbalik dengan kilau emas yang mereka peroleh. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dilapangan, lebih kurang 80% masyarakat di desa tersebut menggantungkan hidup mereka untuk menambang secara tradisional. Salah satu penambang Emas yang ditemui wartawan dilokasi penambangan yakni Devis (30) warga Tambang Sawah terlihat berada disalah satu pondok kecil tempat dirinya berteduh setelah mencari emas. Dikatakan Devis, dirinya sudah sejak lama menjadi penambang emas tradisional, hal tersebut dilakukannya guna memenuhi kebutuhan hidup anak dan istrinya. \"Ya bagaimana lagi, inilah kerjaan dari orang tua saya dulu, bahkan kakek nenek saya juga pekerjaannya sebagai penambang emas tradisional. Ya kalau dibilang hasilnya banyak tidak juga, tetapi paling tidak sehari saya bisa dapat Rp 200 ribu,\" ungkap Devis. Terkait adanya perusahaan penambang emas yang masuk ke lokasi Desanya, dirinya hanya berharap Perusahaan tersebut bukan seperti Belanda yang hanya menguras habis emas di Kabupate Lebong tanpa mensejahterakan masyarakatnya. Untuk itu, diharapkan Perusahaan tersebut bisa menampung tenaga kerja dari Desa tersebut sebagai pekerja agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. \"Ya saya tidak mau saja perusahaan itu seperti Belanda yang mengambil hasilnya saja tetapi tidak mensejahterakan masyarakat. Sebab masyarakat sangat berharap jika dengan masuknya perusahaan bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat,\" harapnya.(777)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: